HAKIKAT ANALISIS WACANA
A. Hakikat
Analisis Wacana Menurut Teun A Van Djik
Menurut Eriyanto (2011:221) menyatakan
bahwa Analisis Wacana dalam studi linguistik merupakan reaksi dari bentuk
linguistik formal, yaitu kajian wacana yang lebih memperhatikan pada unit kata,
frase, atau kalimat semata tanpa melihat keterkaitan di antara unsur tersebut. Hakikat analisis wacana pada dasarnya adalah
kebalikan dari linguistik formal, karena memusatkan perhatian pada konteks
wacana di atas kalimat, seperti hubungan
gramatikal yang terbentuk lebih besar dari kalimat.
gramatikal yang terbentuk lebih besar dari kalimat.
Menurut Van Djik dalam Eriyanto (2011:221) penelitian
atas wacana tidak cukup didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya
berupa hasil dari praktek produksi dimana teks-teks tersebut nerupakan bentuk
proses dari kognisi sosial, sedangkan kognisi sosial sendiri merupakan bentuk
dari pendekatan lapngan psikologi sosial. Pendekatan ini merupakan pendekatan
analisis wacana yang menjelaskan tentang struktur dan proses terbentuknya suatu
teks.
Penelitian mengenai wacana tidak bisa mengiklusi
seakan-akan teks adalah bidang yang kosong, sebaliknya ia adalah bagian kecil
dari struktur besar masyarakat. Pendekatan yang dikenal sebagai kognisi sosial
ini membantu memetakan bagian produksi teks yang melibatkan proses yang
kompleks tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan. Analisis Van Djik adalah
menggabungkan tiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis .
dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagian struktur teks dalam strategi
wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. pada level kognisi
sosial dipelajari proses teks berita dengan melibatkan kognisi individu dari
wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang berkembang
dalam masyarakat akan suatu masalah. Analisis Van Djik di sini menghubungkan
analisis tekstual yang memusatkan perhatian pada teks ke arah analisis yang
kooperehensif.
Hakikat
Wacana Menurut Teun A Van Djik dalam Dharma (2009: 23)
No
|
Nama
Metode
|
Demensi
Teoritis
(Sebuah
Abstraksi)
|
Penggunaan
sebagai Metode Analisis Wacana
|
Analisis Framing (Sobur, 2001; Erianto, 2002; Hamad,
2004; Van Djik, 1988) dalam Darma, 2008:23.
|
Teori
farming berbicara tentang seleksi isu yang dimasukkan ke atau dikeluarkan dari
wacana. Menurut analisis farming, dalam wacana berlangsung proses pemilihan fakta
mana yang mau diangkat, fakta mana yang mau disembunyikan, atau fakta mana dihilangkan
sama sekali. Wacana menurut farming terdiri dari sejumlah komponen yang di isi
dengan fakta-fakta pilihan itu.
|
Terdapat
beberapa varian analisis farming. Cara menganalisiswacanadengan farming
adalahmemenuhisetiapkomponenfarming
denganfakta (bagiannaska) yang terdapatdalamsuatunaska.
-komponen
Farming Gamsondan Modigliani: Metaphors,
Exemplars, Catchpharases, Depictions, Visual images, Roots, Consequences,
danappleals to principals.
-komponen
farming VnDjik: Summary (Headline
lead); story (situa-tionand comments).
Situation (episode and background); commend (verbal reaction and conclusions). Episode (main evets and
consequences). Background (context and history). History (circumstances and
prevoous events). Conclusion (expectations and evaluations).
|
B. Cara
Analisis Wacana Menurut Teun A Van Djik
Analisis wacana adalah kebalikan dari
linguistik formal, karena memusatkan perhatian pada level di atas kalimat,
seperti hubungan gramatikal yang terbentuk pada level yang lebih besar dari
kalimat.Ada tiga pandangan mengenai analisis wacana. Pandangan pertama diwakili
kaum positivisme-empiris. Menurut mereka, analisis wacana menggambarkan tata
aturan kalimat, bahasa, dan pengertian bersama. Wacana diukur dengan
pertimbangan kebenaran atau ketidakbenaran menurut sintaksis dan semantik
(titik perhatian didasarkan pada benar tidaknya bahasa secara gramatikal).
Disebut Analisis Isi (kuantitatif)
Pandangan kedua disebut
konstruktivisme. Pandangan ini menempatkan analisis wacana sebagai suatu
analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Wacana adalah
suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengemukakan
suatu pertanyaan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri pada posisi
sang pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari sang pembicara.
Disebut Analisis Framing (discourse analysis).
Pandangan ketiga disebut sebagai
pandangan kritis. Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada
konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.
Bahasa tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak di luar diri si
pembicara. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk
subyek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di
dalamnya. Oleh karena itu analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang
ada dalam setiap proses bahasa; batasan-batasan apa yang diperkenankan menjadi
wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang dibicarakan. Wacana
melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan. Karena memakai
perspektif kritis, analisis wacana kategori ini disebut juga dengan analisis
wacana kritis (critical discourse analysis). Ini untuk membedakan dengan
analisis wacana dalam kategori pertama dan kedua (discourse analysis).
Analisis wacana model van Dijk sering
disebut ”kognisi sosial” nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan
dari karakteristik analisis wacana model van Dijk. Menurut van Dikj
penelitian wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata,
karena teks hanya hasil dari praktik produksi yang harus diamati. Disini patut
dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi. Sehingga kita dapat memperoleh
suatu pengetahuan tentang kenapa suatau teks bisa semacam itu. Kalau ada teks
yang memarjinalkan wanita, maka dibutuhkan suatu penelitian yang melihat bagaimana
produksi teks itu bekerja, kenapa teks tersabut memarjinalkan wanita. Proses
pendekatan dan produksi ini melibatkan suatu yang disebut kognisi sosial.
Berbagai masalah kompleks dan rumit
itulah yang dicoba digambarakan oleh van Dijk. Oleh karenanya van Dijk tidak
mengeksklusi modelnya hanya semata menganalisis teks. Tapi ia juga melihat
bagaimana struktur sosial, dominasi, kelompok kekuasaan yang ada dalam
masyarakat dan berpengaruh pada teks. Wacana oleh van Dijk digambarkan mempuyai
tiga dimensi, diantaranya : teks, kognisi sosial, dan kontek sosial (analisis
sosial). Dalam dimensi teks yang dianalisis bagaimana struktur teks dan
strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level
kognisi sosial dipelajari bagaimana proses produksi teks berita yang melibatkan
kognisi individu dari komunikator. Sedangkan, aspek analisis sosial mempelajari
bagunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Namun dalam
penelitian ini hanya memfokuskan pada dimensi teks dan analisis sosial.
1.
Teks
Van Dijk melihat suatu teks terdiri
atas beberapa bagian struktur yang masing-masing saling mendukung. Ia dalam hal
ini membaginya dalam tiga tingkat. Pertama, struktur makro, ini merupakan makna
global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau
tema yang dikedepankan dalam suatu teks. Kedua, superstruktural yaitu merupakan
struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks. Bagaimana
bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro
adalah makna wacana yang diamati dari bagian terkecil dari suatu teks semisal,
kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Berikut dapat
diuraikan satu persatu elemen wacana model van Dijk :
Strukturwacana
|
Hal yang diamati
|
Elemen
|
Strukturmakro
|
Tematik
Tema/ topik yang dikedepankan dalam berita
|
Topik
|
Superstruktur
|
Skematik
Bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam
teks berita utuh
|
skema
|
Strukturmikro
|
Semantik
Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Misal
dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisi satu sisi dan
mengurangi detil sisi lain.
|
Latar, detil, maksud, pranggapan,
nominalisasi
|
Strukturmikro
|
Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih.
|
Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti
|
Strukturmikro
|
Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita.
|
Leksikon
|
Strukturmikro
|
Retoris
Bagaimana cara penekanan dilakukan.
|
Grafis, metafora, ekspresi
|
2.
Kognisi Sosial
Dalam
kerangka analisis Van Djik pentingnya kognisi sosial yaitu kesadaran mental
penulis yang membentuk teks tersebut karna setiap teks pada dasarnya dihasilkan
lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, dan pengetahuan tertentu atas suatu
peristiwa. Disini seorang penulis tidak dianggap sebagai individu yang netral
tapi individu yang memiliki berbagai nilai, pengalaman, dan pengaruh ideologi
yang didapat dari kehidupannya. Peristiwa dipahami berdasarkan skema atau model
3.
Konteks Sosial
Konteks
sosial yaitu, bagaimana wacana komunikasi diproduksi dalam masyarakat. Titik
pentingnya adalah untuk menunjukan bagaimana makna dihayati bersama, kekuasaan
sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi. Ada dua poin yang
penti yaitu, praktik kekuasaan (power dan akses (acces)).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar