WACANA DESKRIPSI, EKSPOSISI, ARGUMENTASI, PERSUASI, DAN NARASI
A. Pengertian
Wacana
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia
wacana adalah : 1) Komunikasi verbal ; percakapan ; 2) Keseluruhan tutur yang
merupakan suatu kesatuan ; 3) Satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan
dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato
atau khotbah ; 4) Kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis ;
kemampuan
atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat ; 5) Pertukaran ide secara verbal.
atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat ; 5) Pertukaran ide secara verbal.
Beberapa definisi dan pendapat dari
para pakar bahasa mengenai wacana, Istilah
wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa
wacana merupakan kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat
atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang
mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan dan
tertulis.
Syamsuddin
(1992:5) menjelaskan pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian
tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara
teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk dari unsur
segmental maupun nonsegmental bahasa.
Menurut
Tarigan (dalam Djajasudarma, 1994:5), wacana adalah satuan bahasa terlengkap
dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi
dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir
yang nyata.
Dari
beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan
bahasa yang lengkap yang disajikan secara teratur dan membentuk suatu makna.
Berdasarkan saluran komunikasinya
wacana dapat dibedakan atas ; wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan
memiliki ciri adanya penuturan dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan
alih tutur yang menandai giliran bicara. Sedangkan wacana tulis ditandai oleh
adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan sistim ejaan.
Wacana dapat pula dibedakan berdasarkan
cara pemaparannya, yaitu antara lain ; wacana narasi, wacana deskripsi, wacana
argumentasi dan wacana persuasi.
B. Uraian Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi,
Argumentasi, dan Persuasi
1.
Wacana Narasi
·
Pengertian
Narasi
merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri
peristiwa itu ( Keraf: 2010). Keraf juga mengatakan unsur terpenting dalam
narasi adalah unsur tindakan atau perbuatan. Namun sebagai pembeda dengan wacana deskripsi, maka
harus ditambahkan unsur kronologi atau rangkaian waktu.
Wacana narasi adalah salah satu
jenis wacana yang berusaha menceritakan/ mengisahkan suatu kejadian yang
terjadi dalam suatu rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu secara kronologis.
·
Unsur-unsur penting dalam sebuah
narasi adalah:
a.
Kejadian
b.
Tokoh
c.
Konflik
d.
Alur/ plot
e.
Latar yang terdiri atas latar waktu,
tempat, dan suasana
·
Ciri- cirinya
a.
Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman
penulis
b.
Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa
peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau
gabungan keduanya
c.
Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya
narasi tidak menarik
d.
Memiliki nilai estetika
e.
Menekankan susunan secara kronologis
·
Tahapan menulis narasi, yaitu
sebagai berikut :
a.
Menentukan tema cerita
b.
Menentukan tujuan
c.
Mendaftarkan topik atau gagasan
pokok
d.
Menyusun gagasan pokok menjadi
kerangka karangan secara kronologis atau urutan waktu
e.
Mengembangkan kerangka menjadi
karangan
·
Tujuan menulis karangan narasi
a.
Hendak memberikan informasi atau wawasan dan
memperluas pengetahuan
b.
Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
c.
Langkah-langkah menulis karangan narasi
d.
Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
e.
Tetapkan sasaran pembaca
f.
Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan
ditampilkan dalam bentuk skema alur
g.
Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal,
perkembangan, dan akhir cerita
h.
Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam
detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita
i.
Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut
pandangan
j.
Mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut
·
Jenis- jenis Karangan Narasi
o Pengertian
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki
sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan
tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
o Pengertian
Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki
sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan
tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan
suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan
biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau
sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh
eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi
ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat
objektif.
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk
memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada
para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,
tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
·
Contoh Wacana Narasi
Doni
terlambat ke sekolah hari ini karena bangun kesiangan. Ia tiba di sekolah pukul
7.45, sehingga ia di tegur oleh guru piket. Dan ketika masuk ke ruangan bahasa
inggris ia di larang masuk karena waktu untuk yang kesiangan telah habis.
2.
Wacana Deskripsi
·
Pengertian
Wacana
deskripsi adalah satuan jenis wacana yang menggambarkan suatu objek berdasarkan
hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan
yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan
citraan.
Dilihat
dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu :
a)
Deskripsi Imajinatif/ Impresionis
o
Pengertian
Merupakan deskripsi yang menggambarkan objek benda
sesuai kesan/imajinasi si penulis. Pengertian lain tentang deskripsi
impresionis yaitu ialah ragam pemaparan yang didasarkan pada impresi
(kesan atau perasaan) penulis terhadap peristiwa, kejadian, tempat, perbuatan,
karakter, dll.
Hal ini didasarkan pada kuat lemahnya kesan yang
didapat dari objek.
Contoh : Deskripsi mengenai kota Malang yang dingin,
sejuk, dan segar. Banyak objek wisata yang menyenangkan di sana. Wahananya pun
seru-seru dan asyik-asyik.
o
Contoh Deskripsi Imajinatif
Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu
ruangan bersama-sama dengan sekelompok orang yang sama sekali belum pernah
kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang
pun yang kelihatan peduli. Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk
sebuah lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduk tenang,
semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang pun yang kelihatan peduli
pada orang lain di ruangan itu.
b)
Deskripsi Faktual/Ekspositoris
o
Pengertian
Merupakan deskripsi
yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang
dilihat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai
hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada
atau terjadi. Atau juga bisa diartikan
sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan; mengandung dan kebenaran. Ada
juga pendapat lain mengenai deskripsi ekspositoris, yaitu ragam pemaparan atau
penggambaran secara logis.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang
ada di dunia ini mempunyai “logika urut-urutan sendiri”.
Contoh: Bila kita ingin mendeskripsikan manusia,
maka logika urutannya: dari atas (kepala) ke bawah (kaki)
o
Contoh Deskripsi Faktual
Di sebelah kiri pintu tergantung sebuah penanggalan
dan sebuah cermin yang bertuliskan ”Anda manis, Nona.” Di bawahnya merapat
sebuah meja belajar yang diberi alas kertas berbunga-bunga merah jambu, dan
dilapisi lagi dengan plastik bening. Di atas meja ada sebuah tape recorder
kecil, sebuah mesin ketik, jam weker, alat-alat tulis, beberapa helai kertas
berserakan dan buku-buku dalam keadaan terbuka. Pasti semalam dia habis
mengerjakan paper, pikirku.
· Ciri-
cirinya
a. Menggambarkan
atau melukiskan sesuatu
b. Penggambaran
tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera
c. Membuat
pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri
·
Tahapan menulis karangan deskripsi,
yaitu :
a.
Menentukan objek pengamatan
b.
Menentukan tujuan
c.
Mengadakan pengamatan dan
mengumpulkan bahan
d.
Menyusun kerangka karangan
e.
Mengembangkan kerangka menjadi
karangan.
f.
Contoh Wacana Deskripsi
Kilometer nol, sebuah lambing
Sebuah tugu di ujung utara pulau aceh,
berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip
tangga bersusun lima. Dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tugu itu
terletak di sebuah semak belukar di bilangan jaboi, Kotamadya Sabang.
Itulah kilometer nol Indonesia. Berada
di tugu itu, terasa sesuatu merayap di kalbu, perasaan keindonesiaan . lagu
patriotic dari Sabang sampai Marauke seakan-akan terngiang –ngiang di telinga.
Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling barat Nusantara.
Lambang Garuda begitu megah bertenger
di puncak tugu. Di bawah kai Sang Garuda, ada relief yang melukiskan untaian
zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya, apakah
kilometer nol Indonesia ini benar menjadi ukuran pasti di mulainya bentangan
jalan raya dari ujung Barat Indonesia ke Timur. Akan tetapi, berada di titik
itu, slogan Sabang sampai Marauke tiba-tiba menjadi sangat bermakna.
3.
Wacana Eksposisi
·
Pengertian
Wacana
eksposisi adalah satuan jenis wacana yang memaparkan atau menjelaskan secara
terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas
pengetahuan kepada pembacanya.
Wacana
eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel
ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Tahapan
menulis wacana eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan
dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka
wacananya, dan mengembangkan kerangka wacana menjadi karangan.
Pengembangan
kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang
ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.
·
Ciri-ciri atau karakteristik karangan eksposisi
a. Menjelaskan
informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan
sesuatu yang benar-benar terjadi (data aktual)
c. Tidak
terdapat unsur memengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan
analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukan
sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
·
Tahapan menulis karangan eksposisi,
yaitu sebagai berikut :
a.
Menentukan objek pengamatan
b.
Menentukan tujuan dan pola penyajian
eksposisi
c.
Mengumpulkan data atau bahan
d.
Menyusun kerangka karangan,
e.
Mengembangkan kerangka menjadi
karangan.
·
Pengembangan kerangka karangan
berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian berikut :
a.
Urutan topik yang ada
b.
Urutan klimaks dan antiklimaks
·
Contoh Wacana Eksposisi
Jatuhnya
pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-600 merupakan peristiwa kedua
bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandara udara
internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot
tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah
dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam
tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian 271 penumpang plus awak tewas
seketika.
Kecelakaan
lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo EI-Al milik flag carier
Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap
kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut dudukan mesin) lepas. Di susul
kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak
dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam,
Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang di tabrak.
4.
Wacana Argumentasi
·
Pengertian
Argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Gorys Keraf: 2010).
Melalui argumentasi penulis atau pembicara ingin menunjukkan sesuatu hal
dianggap benar atau salah dengan didukung fakta-fakta.
Wacana argumentasi adalah satuan
jenis wacana yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal
yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang
logis.
Tujuan
wacana argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat
pengarang. Gorys Keraf
(2010:100) menerangkan, untuk membuktikan suatu kebenaran, argumentasi mempergunakan
prinsip-prinsip logika.
Tahapan
menulis karangan argumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan,
merumuskan tujuan penulisan, mengumpulkan data atau bahan berupa : bukti-bukti,
fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan
mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Pengembangan
kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau
pola pemecahan masalah.
·
Ciri Paragraf Argumentasi
a.
Ada pernyataan,
ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya
b.
Ada alasan, data, atau fakta yang
mendukung
c.
Pembenaran berdasarkan data dan
fakta yang disampaikan.
Data
dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat
diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan
penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan perlu disajikan
kesimpulan.
·
Tahapan menulis karangan
argumentasi, sebagai berikut.
a.
Menentukan tema atau topik
permasalahan
b.
Merumuskan tujuan penulisan
c.
Mengumpulkan data atau bahan berupa:
bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung
d.
Menyusun kerangka karangan
e.
Mengembangkan kerangka menjadi
karangan.
·
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Membuat
Karangan Argumentasi
a. Berpikir
sehat, kritis, dan logis
b. Mencari
, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan dan topik
c. Menjauhkan
emosi dan unsure subjektif
d. Menggunakan
bahasa secara baik dan efektif
·
Tujuan yang
ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain :
a.
Melontarkan pandangan / pendirian
b.
Mendorong atau mencegah
c.
Mengubah tingkah laku pembaca
d.
Menarik simpati
Contoh :
laporan penelitian ilmiah, karya tulis dsb
·
Contoh Wacana Argumentasi
Menurut
Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulus SMP langsung
masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih
SMK. Dia mengingatkan sejumlah resiko bagi lulusan SMP yang sembarang
melanjutkan sekolah. Misalnya lulusan SMP yang tidak mempunyai bakat minat ke
jalur akademik sampai perguruan tinggi , tetapi memaksakan masuk SMA. Dia tidak
akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN
mustahil bisa sampi perguruan tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi
pengangguran karena peljaran SMA tidak memberi bekal untuk bekerja.
5.
Wacana Persuasi
·
Pengertian
Dalam
buku Gorys Keraf (2010:118) ia mengemukakan persuasi adalah suatu seni verbal
yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang
dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Karena
tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka
persuasi dapat dimasukkan dalam cara-cara mengambil keputusan.
Paragraf persuasi adalah bentuk karangan
yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang, baik pembaca maupun pendengar agar
melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Salah satu bentuk paragraf persuasi
yang dikenal secara umum adalah propaganda yang dilakukan berbagai badan,
lembaga, atau perorangan.
Isi
paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan
Koran .
·
Contoh 1
Marilah
kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan
bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak
pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing
untuk membuang sampah pada tempatnya.
Contoh 2
Banyak
orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan
ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah banyak disesidakan, tetapi kepedualian
seseorang terhadap sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya
menyadari dan memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah
sampah pada tempat sampah.
Contoh 3
Kebersihan
adalah hal terpenting dalam kehidupan. Tanpa kebersihan, mungkin dunia kita
akan dipenuhi dengan sampah. Dimana - mana terjangkit beragam jenis penyakit
yang akan menghantui manusia. Beragam bencana pun akan timbul. Oleh karena itu,
marilah kita ciptakan kebersihan dimanapun kita berada.
Contoh 4
Tidak
dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semakin "obat kuat"
untuk membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita
dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah
yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu,
marilah kita melaksanakan praktik berpidato agar kita segera memperoleh
ketrampilan atau bahkan kemahiran berpidato
Tidak ada komentar:
Posting Komentar